Pages

Thursday, January 31, 2013

Lose Navigation Part IV ( Lose Navigation on Juli 2010 II )



sumber gambar : google dan edit
Sms yang di hp Tasya, dan sampai kapanpun kata-kata yang ada dalam sms itu tak akan pernah aku lupakan :

saying…, iboy pergi ke rumah sister dulu ya, iboy mau bantu dia bawa barang-barangnya, mmmmmuuuach :* .“

Bagaikan langit runtuh, hancurnya jiwaku, pikiranku tersentak hampa, galau, kacau..andaikan aku bukan bidak catur yang dimainkan dipapan-Nya. Namun, aku punya Tuhan, garisku telah ditentukan.


Ingin rasanya aku seperti kompeni belanda yang kejam saat itu, namun aku masih berhasil mengendalikan pikiranku. Hendphonenya aku kembalikan, dia pun dengan raut wajah seperti pengemis yang harus segera ditolong dihadapanku, curhatnya dilanjutkan lagi, dan ini yang paling menyakitkan, membuat aku Lose Navigation.

Gigi yang tadi sempat istirahat sejenak menghantam tahanan didalam mulut, kembali melanjutkan tugasnya.

Dengan lirih bak gembel yang tak makan 3 tahun terdengar suara dengan nada yang menyedihkan, “ cha, sebenarnya aku mau cerita sama kamu, aku udah 3 bulan jadian sama iboy, setau aku iboy itu pacar kamu, tapi dia bilang udah lama putus,” “iya, kami udah lama putus, so ?,” aku pun segera berpura-pura demi rasa penasaranku akan ingin tahu lebih banyak apa yang terjadi. “cha, sebenarnya, hmmm akuuu ,“  “ kalau gak ada niat cerita ga usah, makan aja dulu,” “ gak cha, aku harus cerita, aku bingung gak tau harus cerita sama siapa lagi, aku percaya kamu teman yang bisa jaga rahasia,”  ya udah cerita saja, gak usah gagap gitu ,“  “ Aaaku, aaa..aa.aku, sebenarnya aku udaaaah 2 bulan hmmm hamil cha,”  Piring yang ada ditanganku spontan aku lempar didepan cewek gembel tadi, gigiku pun berhenti melaksanakan tugasnya.” Apa ? hamil ?, kamu tahu aku masih pacaran sama iboy, kamu gila ya, kamu yang salah, kenapa kamu mau ?” “ aku dipaksa cha, dan aku sayang sama dia,” “ ya kamu yang bodoh, dasar cewek goblok, cewek murahan, kalau kamu nolak pasti gak terjadi bodoh.”

Aku berlari membawa luka dihati menuju musholla, salah aku bukan sholat, tapi disana aku mau menenangkan pikiranku juga gak sabar mau nelpon iboy, karena hpku di charg dimusholla sekolah. Nayla, Licha yang juga ada diluar posko tadi heran kenapa aku melempar piring lalu berlari sambil menangis menuju musholla, mereka datang, aku udah gak bisa berkata apa-apa lagi, aku udah gak bisa berbicara dengan tenang lagi, dan aku udah gak bisa menjelaskan kronologi nya dengan baik. “ cha, sekarang kamu tenangin pikiran kamu dulu, kamu menangis aja sepuas-puasnya kalau udah sedikit lega kamu cerita sama kita, ada apa ?.”

Selama ini kita bersama, kita mengarungi dunia, berjanji untuk setia. Kau tahu sakit yang aku rasakan, aku udah percaya banget sama kamu, namun lihatlah aku. Kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, namun kau memperlakukanku dengan buruk, kau menawarkan segalanya padaku. Seluruh harapanku tertuju padamu, dan mimpi-mimpiku adalah tentang dirimu, itu adalah kesalahan fatalku. Jika boleh memilih aku lebih memilih untuk tidak 
pernah mengenal kamu iboy, dari pada harus melupakanmu.

Itu pertama kali aku merasakan sakit yang sesungguhnya, aku kehilangan arah, pikiranku 
kacau dan galau. Awan hitam yang membelenggu, angin yang bertiup kencang, pepohonan dimalam itu melambai-lambai menunjukkan simpatinya padaku. Perlahan aku ceritakan pada teman-temanku apa yang terjadi, mereka merasakan betapa sedih dan galaunya yang aku rasakan saat itu. Aku bergegas nelpon iboy, cuma satu kalimat saat itu “ iboy, kita putus tanya asja sama dirimu sendiri apa yang terjadi ?” dia nelfon balik,namun aku gak peduli lagi , saat itu semua sms dari iboy aku hapus, semua nomor hendphonenya aku buang, meskipun didalam pikiran ini hafal 100 parsen, namun aku coba untuk tidak mengingat-ngingatnya, dia nelfon terus tapi tetap dangan respon yang sama, aku reject. Sms nya gak aku baca, langsung aku hapus, hendphone langsung aku nonaktifkan.

Tuhan, jika aku tidak punya Mu, aku sudah tidak tahu lagi apa yang akan aku lakukan, pasti aku sudah mengikuti pikiran-pikiran yang terlalu pendek ini mengambil keputusan yang menyalahi aturan. Tuhan, hamba mohon beri hamba kekuatan menghadapi ini semua. Ku coba bangkit dari pangkuan temanku tadi, tarik nafas sedalam-dalamnya, namun aku tetap tidak mampu membendung kesedihan ini. Bukan hanya sedih yang aku rasakan, luka, kecewa, marah, semua lengkap dalam lingkaran setan.

Malam itu, salah satu agendanya adalah mentransfer penegak ke penegak bantara, semua panitia pun dikumpulkan diposko untuk bagi tugas didalam hutan nanti per posko masing-masing. Aku, dan teman-temanku tadi menutup kesedihan itu sementara, melupakan kejadian itu sejenak, kami masuk kedalam posko, disana kakak-kakak senior sudah berkumpul, mataku mencari ruang kosong, tasya datang....

bersambung....
write by : Annisa

No comments:

Post a Comment