Pages

Tuesday, February 5, 2013

Lose Navigation Part IV ( Lose Navigation on Juli 2010 III )



Malam itu, salah satu agendanya adalah mentransfer penegak ke penegak bantara, semua panitia pun dikumpulkan diposko untuk bagi tugas didalam hutan nanti per posko masing-masing. Aku, dan teman-temanku tadi menutup kesedihan itu sementara, melupakan kejadian itu sejenak, kami masuk kedalam posko, disana kakak-kakak senior sudah berkumpul, mataku mencari ruang kosong, tasya datangnamun tidak ada lagi ruang kosong, dia langsung menyemak disampingku. “ woi, mentang-mentang pacar bersama, kalian gak mau berdekatan ,“ salah satu kakak senior melontarkan kata-kata yang menyakitkan hatiku. Aku pun mencerna perkataannya tersebut, ternyata sebelum aku megetahui, sudah banyak yang tahu iboy selingkuh. Kesedihan tadi datang lagi, bahkan bertambah.

Tuhan bodohnya aku selama ini
tertipu oleh sikapnya yang begitu baik padaku. Sungguh, aku merasakan malu tingkat kriminal, terlebih lagi diposko itu ada abang kandungnnya iboy, dia adalah kakak seniorku. Dia menyaksikan kejadian kami. Aku semakin tak berani menatap wajah itu, aku malu semalu-malunya, emosiku serasa balon yang mau pecah. Namun, Tasya dengan raut wajah seperti tidak terjadi apa-apa, tampang yang tak berdosa jika pakai topeng.

Saat itu, ada kegiatan dilapangan, aku disuruh kakak senior mengkordinasikannya. Itu pertama kalinya aku berani bicara dengan nada tinggi dan sinis kepada senior, “ ah, muak ngurus orang itu terus, yang lain kan ada, kenapa harus aku .“ Ya allah, apakah ini aku, apakah ini diriku, kenapa aku tidak bisa menjaga lidah ini, kenapa aku tidak bisa menahan diri, hanya karena dia aku kehilangan kepribadianku, aku kehilangan diriku sendiri.

Akhirnya aku turun kelapangan, kegiatan yang aku buat adalah, menampilkan karya-karya.  Satu pun tidak ada yang berani maju, akhirnya aku yang mengexpresikan diri, kesempatanku melampiaskan kesedihanku, aku nyanyi, masih jelas dibenakku lagu yang aku nyanyikan :

Every night in my dream
I see you, i feel you
That this how i know you
Go on
Near, far where ever you are
I believe that the heart does go on
Once, more you open the door
.......................................

Dengan nada yang lirih, aku menyanyikan lagu itu, aku sedih sekali, sungguh aku gak sanggup. Semua yang ada di bumi perkemahan dimalam itu terdiam, semua mata tertuju padaku. Aku benar-benar gak  bisa membendung tangisan ini, jeritan hati ini. Aku berlari menuju posko, meninggalkan serangkaian acara dilapangan, dan umat umat yang masih terpaku karena ku. Aku menghampiri kak dwi, beliau kakak senior pramuka juga guruku. Aku curhat sama beliau, menceritakan semuanya. Beribu nasehat pun membanjiriku “ Cha, seharusnya kamu bersyukur, dengan kejadian ini kamu telah diselamatkan, pertama, maaf yang dihamili itu bukan kamu, kedua, berarti kamu berhak mendapat orang yang lebih baik dari iboy, melalui kejadian ini tuhan menunjukkan kepada kamu siapa iboy sebenarnya .“
Malam berlalu dengan kesedihan, pagi pun menyambut ku dengan hati yang sedih, pagi-pagi sekali aku meninggalkan perkemahan, aku pulang kerumah, alasan aku gak mau ketemu wajah cewek bodoh itu lagi. Melihat wajahnya menambah luka dihatiku.

Sepanjang jalan menuju rumah, pikiranku kosong, hampa, sesampai dirumah ibuku heran “ loh,kok udah pulang, perkemahannya sudah selesai ya ? .” Pertanyaan itu tidak aku pedulikan, karena saat itu pikiranku kacau, aku hanya diam seribu tanda tanya, aku menuju ke kamar, disanalah aku meluapkan tangisan itu, aku menangis tiada hentinya. Aku mencoba menguatkan diriku sendiri.

“ Sedih dan patah hati yang tiada terkira telah mengikis habis cinta yang selama ini ku ukir dalam jiwa. Tiada kerinduan lagi dirasa, semua tinggal sedih dan patah hati yang dirasa. Oh jiwa yang terkoyak karena cinta, merana tak tentu arah kemana, yang dirasa hanya derita tanpa sisa. Aku tak tahu harus kemana singgahnya. Sedih dan patah hati yang terlena pertanda asa hilang tak terkira. Sudah, hilang sudah semua cinta yang dulu pernah bergelora dijiwa. Patah hati bukan hanya cerita, kini telah terjadi sudah, semua yang ku takutkan terjadi, kini telah terjadi. Dan hatiku sedih bercampur luka, ku hanya berharap semoga kenyataan sedih yang kurasa ini ada hikmahnya. Menjadikan aku makin sabar dan dewasa, tuk tempuh hari esok yang bahagia ku damba. Kekasih yang telah menghilang, biarlah menjadi sebuah kenangan, moga aku dapatkan ganti seseorang yang lebih baik dari dia. “

Aku merasa orang yang paling sedih saat itu. Usahaku untuk menguatkan diri tergoyah oleh tabung biru yang menamai dirinya BAYGON disudut kamarku, menatapku, menggodaku dengan sejuta jaminan kebahagiaan, dia yang menemaniku saat aku dalam kekalutan, dia berbicara padaku “ Aku siap membantumu sobat, aku berjanji dan menjaminkan kebahagiaan untukmu ,“ aku tergoda, aku tahu pikiranku sedang dihasut, namun aku gak peduli yang aku butuhkan saat itu, kesedihanku hilang dan aku ingin bahagia.

Aku menghampirinya layaknya seorang wanita yang teraniaya yang butuh pertolongan, tanganku sudah memegangnya, aku tersenyum dan dia juga tersenyum padaku, dia memang teman yang baik, perlahan tutup tabung itu aku buka, mulutku sudah siap menampungnya.

Bersambung….
write by : Annisa

No comments:

Post a Comment