Ular Raksasa Mata Besar Part III (Ending)
Keesokan harinya kerjaan di kagetkan dengan
kehadiran seokar ular raksa yang mencari putri bungsu. Semua rakyat dan
penghuni kerajaan panik begitu pula dengan kakak-kakak si bungsu. Keesokan
harinya ular mata besar datang lagi ke istana dengan rupa manusia juga menanyakan
keberadaan putri bungsu kakak putri bungsu sampai suka sama ular mata besar
itu. Kejadia itu terus berulang selama satu minggu pada hari ke delapan pangeran
itu datang bersama putri bungsu semua penguhi istana kaget
senang karna si bungsu masih hidup dan kakak putri bungsu juga kaget karna ketakutan
Sumber Gambar Google |
senang karna si bungsu masih hidup dan kakak putri bungsu juga kaget karna ketakutan
Raja :
“putriku kamu tidak apa-apa ?. Ke mana saja kamu kenapa tidak pulang ?. Kata
kakakmu kamu dimakan binatang buas di hutan
Pangeran :
“maaf sebelumnya sebenarnya saya ini. (pangeran tersebut merubah diri menjadi
ular raksa yang bermata besar dan dia menceritakan apa yang di lakukan si
tengah dan si sulung terhadap si bungsu dan dia menceritak tentang maksud dia
ingin melamar putri bungsu supaya kutukannya
lepaskan)
Raja :
“(mendengar yang di beritahukan pengeran tersebut raja murka). Putri tengah, putri
sulung ke sini..(sambil berteriak)”
Dari balik tembok kedua kakak si bungsu
keluar dan duduk dekat mereka duduk dengan ketakutan karna berbuatan mereka
telah ketahuan
Raja :
“apa betul apa yang dikatakan ular ini tadi bungsu ?’
Putri bungsu : “iya ayahanda, tapi tidak apa-apa soal kakanda-kakanda aku
ini tidak salah sepenuhnya. Itu juga salah saya karna saya meminta yang
aneh-aneh sama ayahanda. Kan siapun pasti takut sama ular yang kayak gini
(sambil merangkul sipangeran yang sudah menjadi ular mata besar)”
Raja :
“tidak boleh begitu bagaimanapun juga mereka salah, sudah membahayakan hidupmu
putriku dan mereka juga berbohong sama ayahanda”
Putri bungsu : “ ayahanda tidak usah mempermasalahkan itu buktinya saya
masih hidup sampai sekarang dan ayahanda juga pernah bilang ke putri kalau kita
itu harus saling memaafkan tuhannya saja member maaf kepada hambanya yang mau
tobat masa kita hanya manusia tidak mau maafkan orang ayanda"
Raja :
“sungguh mulia hatimu putriku. Dengar itu putri tengah dan putri sulung kamu
jangan pernah melakukan itu lagi. Kamu harus berterimaksih kepad adindamu itu
kalau bukan permintaan dia kalian berdua pasti saya udah hukum. Karna kamu udah
merawat putriku pangeran saya mengijinkan kamu menikah dengan putriku"
Si suling dan si tengah menangis dan minta
maaf ke putri bungsu dan dengan senang hati putri memaafkan kakaknya itu. Keesokan harinya orang istana
mengumumkan ke warga akan mengadakan pesta pernikahan putri bungsu. Semua
persiapan untuk pernikahan udah disiapkan acaranya di lakukan dengan meriah
Semua warga hadir menyaksikan perkawinan putri bungsu.
Pesta pernikahan akan segera di mulai semua
warga sudah berkumpul mau menyaksikan pernikahan putri bungsu. Waktu putri
bungsu keluar semua warga kaget ternyata putri bungsu keluar sama seekor ular
besar yang bemata besar dan semua warga tertawa sewaktu warga itu tertawa ular
yang bersama putri berubah menjadi seorang pria yang tampan dan wargapun makin
kaget dan tertegu melihat kejadia tersebut. Pernikahan pun berlangsung sangat
meriah.
Keesokan harinya setelah pesta pernikahan
selesai. Putri tengah dan putri sulung pun menyusun rencana pergi kehutan ingin
menemukan ular mata besar untuk di jadikan suaminya karna mereka juga ingin
mendapat suami yang setampan seperti putri bungsu. Sesampai mereka di hutan
mereka bermain-main hingga sore menjelang malam
Putri tengah : “kakanda apa kita akan berhasil
mendapatkan suami kayak putri bungsu”
Putri sulung : “santai saja adinda, sabar
saja mana tahu masih ada”
Berjam-jam mereka menunggu tidak lama datang
dua ekor ular mata besar dan mereka senang, tapi kesenangan mereka tidak
berlangsung lama ternyata ular itu bukanlah pangeran ataupun jelmaan manusia
ternyata mereka siluman yang mengutuk pangeran matahari. Si sulang dan si
tengah malah dimakan oleh ular tersebut. Kematian si tengah dan si sulung
membuat si bungsu bersedih hati.
Pangeran : “istriku kamu kenapa bersedih ?”
Putri bungsu : “saya sedih karena kakak-kakakku
sudah tidak ada”
Pangeran :” jangan sedih putri. Kan
sebentar lagi kita harus pergi ke kerajaan matahari untuk bertemu orang tuaku”
Putri bungsu : “iya pangeran, tapi saya
tidak bisa membohong perasaan saya ini, karna mayat kakak saya tidak bisa di
kuburkan karena mayat mereka tidak ada”
Pangeran : “kalau buat istriku ini sedih,
besdok saya akan mencoba membunuh ular itu dan mengambil mayat kakak-kakakmu
istriku”
Putri bungsu : “jangan suamiku… Itukan
bahaya ( putrid bungsu melarang suaminya”
Pangeran : “tidak apa istriku saya yakin
saya bias dan saya ingin buat kamu tersenyum dan bahagia lagi”
Dengan bujuk rayu pangeran tersebut
akhirnya diijinkan pergi kehutan untuk melawan ular mata besar dan mengambil
mayat yang ada dalam perut ular tersebut. Sesampai di hutan pangeran bertemu
dengan ular tersebut dan dia berkelahi dengan ular tersebut, setelah berhasil
membunuh seekor ular besar itu dia pun senang dan membuka perut ular tersebut
tapi sebelum dia selesai membuka perut ular tersebut, datang satu ekor ular
mata besar lagi dengan sisa kekuatan yang dia miliki dia juga berhasil membunuh
ular tersebut. Setelah memastikan tidak ada lagi ular mata besar dia pun
membelah perut ular tersebut dan mengambil dua mayat kakak istrinya dan membawanya
pulang untuk di kuburkan.
Setelah selesai acara pemakaman si sulung
dan si tengah pangeran pun mengajak putri bungsu pergi ke kerajaan matahari. Di
kerajaan matahari mereka melaksanakan pesta selama 7 hari 7 malam sebagai
penyambutan pangeran dan merayakan pernikahaan pengeran satu-satunya itu. setelah pernikahan itu mereka memperoleh putra yang sangat tampan yang menambah kebahagian mereka.
No comments:
Post a Comment