Lose Navigation Part IV ( Lose Navigation on Juli 2010 II )
Sms yang di hp Tasya, dan sampai
kapanpun kata-kata yang ada dalam sms itu tak akan pernah aku lupakan :
Malam itu, salah satu
agendanya adalah mentransfer penegak ke penegak bantara, semua panitia pun
dikumpulkan diposko untuk bagi tugas didalam hutan nanti per posko
masing-masing. Aku, dan teman-temanku tadi menutup kesedihan itu sementara,
melupakan kejadian itu sejenak, kami masuk kedalam posko, disana kakak-kakak
senior sudah berkumpul, mataku mencari ruang kosong, tasya datang....
sumber gambar : google dan edit |
“ saying…, iboy pergi ke rumah
sister dulu ya, iboy mau bantu dia bawa barang-barangnya, mmmmmuuuach :* .“
Bagaikan langit runtuh, hancurnya
jiwaku, pikiranku tersentak hampa, galau, kacau..andaikan aku bukan bidak catur
yang dimainkan dipapan-Nya. Namun, aku punya Tuhan, garisku telah ditentukan.
Ingin rasanya aku seperti kompeni
belanda yang kejam saat itu, namun aku masih berhasil mengendalikan pikiranku.
Hendphonenya aku
kembalikan, dia pun dengan raut wajah seperti pengemis yang harus segera
ditolong dihadapanku, curhatnya dilanjutkan lagi, dan ini yang paling
menyakitkan, membuat aku Lose Navigation.
Gigi yang tadi sempat istirahat
sejenak menghantam tahanan didalam mulut, kembali melanjutkan tugasnya.
Dengan lirih bak gembel yang tak
makan 3 tahun terdengar suara dengan nada yang menyedihkan, “ cha, sebenarnya aku mau cerita sama kamu,
aku udah 3 bulan jadian sama iboy, setau aku iboy itu pacar kamu, tapi dia
bilang udah lama
putus,” “iya, kami udah lama
putus, so ?,” aku pun segera berpura-pura demi rasa penasaranku
akan ingin tahu lebih banyak apa yang terjadi. “cha, sebenarnya, hmmm akuuu ,“
“ kalau gak ada niat cerita ga usah, makan aja dulu,” “ gak cha, aku
harus cerita, aku bingung gak tau harus cerita sama
siapa lagi, aku percaya kamu teman yang bisa jaga rahasia,” ya udah cerita saja, gak usah gagap gitu ,“ “ Aaaku, aaa..aa.aku, sebenarnya aku udaaaah
2 bulan hmmm hamil cha,” Piring
yang ada ditanganku spontan aku lempar didepan cewek gembel tadi, gigiku pun
berhenti melaksanakan tugasnya.” Apa ?
hamil ?, kamu tahu aku masih pacaran sama iboy, kamu gila ya, kamu yang salah,
kenapa kamu mau ?” “ aku dipaksa cha, dan aku sayang sama dia,” “ ya kamu yang
bodoh, dasar cewek goblok, cewek murahan, kalau kamu nolak pasti gak terjadi
bodoh.”
Aku berlari membawa luka dihati
menuju musholla, salah aku bukan sholat, tapi disana aku mau menenangkan
pikiranku juga gak sabar mau nelpon iboy, karena hpku di charg dimusholla
sekolah. Nayla, Licha yang juga ada diluar posko tadi heran kenapa aku melempar
piring lalu berlari sambil menangis menuju musholla, mereka datang, aku udah gak bisa berkata apa-apa lagi, aku udah gak bisa berbicara dengan tenang
lagi, dan aku udah gak bisa
menjelaskan kronologi nya dengan baik. “
cha, sekarang kamu tenangin pikiran kamu dulu, kamu menangis aja sepuas-puasnya
kalau udah sedikit
lega kamu cerita sama kita,
ada apa ?.”
Selama ini kita bersama, kita
mengarungi dunia, berjanji untuk setia. Kau tahu sakit yang aku rasakan, aku
udah percaya banget sama kamu, namun lihatlah aku. Kau tahu bahwa aku sangat
mencintaimu, namun kau memperlakukanku dengan buruk, kau menawarkan segalanya
padaku. Seluruh harapanku tertuju padamu, dan mimpi-mimpiku adalah tentang
dirimu, itu adalah kesalahan fatalku. Jika boleh memilih aku lebih memilih
untuk tidak
pernah mengenal kamu iboy, dari pada harus melupakanmu.
Itu pertama kali aku merasakan
sakit yang sesungguhnya, aku kehilangan arah, pikiranku
kacau dan galau. Awan
hitam yang membelenggu, angin yang bertiup kencang, pepohonan dimalam itu
melambai-lambai menunjukkan simpatinya padaku. Perlahan aku ceritakan pada teman-temanku
apa yang terjadi, mereka merasakan betapa sedih dan galaunya yang aku rasakan
saat itu. Aku bergegas nelpon iboy, cuma satu kalimat saat itu “ iboy, kita putus tanya asja sama dirimu sendiri apa yang terjadi ?” dia
nelfon balik,namun aku gak peduli
lagi , saat itu semua sms dari iboy aku hapus, semua nomor hendphonenya aku buang, meskipun didalam pikiran ini
hafal 100 parsen, namun aku coba untuk tidak mengingat-ngingatnya, dia nelfon
terus tapi tetap dangan respon yang sama, aku reject. Sms nya gak aku baca,
langsung aku hapus, hendphone langsung
aku nonaktifkan.
Tuhan, jika aku tidak punya Mu,
aku sudah tidak tahu lagi apa yang akan aku lakukan, pasti aku sudah mengikuti
pikiran-pikiran yang terlalu pendek ini mengambil keputusan yang menyalahi aturan.
Tuhan, hamba mohon beri hamba kekuatan menghadapi ini semua. Ku coba bangkit
dari pangkuan temanku tadi, tarik nafas sedalam-dalamnya, namun aku tetap tidak
mampu membendung kesedihan ini. Bukan hanya sedih yang aku rasakan, luka,
kecewa, marah, semua lengkap dalam lingkaran setan.
bersambung....
write by : Annisa
No comments:
Post a Comment